Kemampuan seseorang dalam bidang spiritual bisa bersifat tinakdir meski tidak menutup kemungkinan dari olah laku dan belajar. Namun demikian ia harus tetap diasah sebagaimana pisau belati. Seperti Ibu Dewi Rembulan yang kini kiprahnya dinantikan oleh masyarakat karena sentuhan tangannya ibarat Dewi Penolong. Mengapa? Sejak kecil praktisi spiritualis wanita cantik nan ramah ini diberi Allah SWT kelebihan yakni kemampuan merasakan sekaligus melihat alam gaib. Bahkan beliau kerapkali menginformasikan kepada orang lain bila melihat hal-hal negatif yang akan menimpa orang lain itu. Seiring dengan perjalanan waktu, entah dorongan darimana yang jelas Ibu Dewi Rembulan senang nglakoni. Mulai cara-cara kejawen seperti puasa mutih, puasa ngebleng, tirakat sampai akhirnya ke cara spiritual. Banyak sekali yang sudah dilakukan dan banyak pula pengalaman baik spriritual maupun supranatural yang Allah SWT tampakkan pada beliau. Sampai suatu ketika beliau merasakan ada panggilan spiritual pada dirinya. Atas petunjuk Allah SWT, beliau mulai lagi nglakoni berpuasa setiap hari dan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Hari-hari beliau dilakoni untuk bersujud pada Allah SWT memohon petunjuk apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Pada malam ke 40 tirakat beliau didatangi sosok gaib yang bersinar dan sangat kharismatik. Sosok itu tidak mengatakan apapun. Hanya tersenyum dengan teduhnya dan mengulurkan Al Qur’an pada beliau lalu menghilang. Subhanallah… Paginya beliau mendapatkan paket dari saudaranya yang baru pulang haji berupa Al Quran persis yang ada di petunjuk beliau. Beliau mencoba mencerna petunjuk tersebut karena ketika itu beliau masih remaja. Beliau tidak punya pembimbing, tidak punya guru, bergerak hanya dengan mengikuti dorongan kata hati. Lalu beliau berpuasa lagi sambil mengkhatamkan Al Quran tersebut beserta tafsirnya. Tepat malam terakhir mengkhatamkan Al Quran Ibu Dewi Rembulan bermimpi. Dalam mimpinya itu dilihatnya seberkas sinar menyilaukan turun dari langit. Maha Besar Allah. Mulai dari situ, tanpa ada rencana maupun kesengajaan beliau pun terjun ke dunia metafisik dan spiritual. Dan semenjak itu ada saja orang yang datang ke beliau untuk mendapatkan beragam solusi permasalahan yang mereka hadapi. Tentang teknik dalam membantu, beliau menggunakan media waktu itu yang digunakan hanya memegang atau memakai air putih seraya berdoa. Sampai akhirnya oleh Allah SWT dipertemukan dengan sosok guru beliau. Disinilah untuk pertama kalinya Ibu Dewi Rembulan punya guru yang menggembleng beliau dunia metafisik setelah dilihatnya kemampuan terpendam pada diri beliau. Tentang hasil-hasil karya beliau, Ibu Dewi Rembulan mengaku murni diperoleh ketika sedang melakukan wirid. Saat itulah tergambar dengan jelas sarana–sarana sekaligus formulasinya yang bisa dimanfaatkan. Tentu saja sebelum sarana-sarana itu diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan terlebih dahulu telah melalui proses ritual spiritual. Perjalanan spiritual dan ketekunan beliau untuk tetap konsisten dalam mendalami ilmu hikmah, pengobatan serta menjadi pemerhati keilmuan metafisik semakin membukakan Ibu Dewi Rembulan kepada realitas-realitas di luar yang biasa kita lihat. Dari perjalanan beliau itulah akhirnya Ibu Dewi Rembulan menjalani titahnya sebagai seorang praktisi metafisik dan spiritual. Beliau menerima dengan ikhlas dan amanah karena memahami hakekat ilmu dan ngelmu yang dititipkan Allah SWT kepada beliau harus diamalkan. Hasilnya beliau langsung diterima masyarakat sebagai praktisi metafisik dan spiritual. Dalam berpraktik, Ibu Dewi Rembulan telah banyak mengalami suka dan duka. Suka, ketika bisa menggunakan kemampuan beliau untuk membantu sesama. Betapa menggembirakannya saat ada pasien datang membawa setumpuk masalah namun di lain hari kembali datang membawa kabar gembira, yakni kesembuhan atau kesuksesan seperti yang diharapkan. Adakalanya juga perasaan duka melanda Ibu Dewi Rembulan, yakni karena keterbatasan waktu dan tenaga yang beliau miliki, sedangkan pasien yang begitu banyak sehingga tak jarang banyak pasien yang tidak mampu tertangani. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini beliau mohon maaf yang sebesar-besarnya. Beliau berharap di lain waktu mereka yang belum tertangani bisa kembali datang dan mendapat penanganan seperti yang diinginkan. Sekian waktu perjalanan Ibu Dewi Rembulan membantu sesama yang membutuhkan, ternyata ada juga pihak-pihak yang tidak berkenan. Mereka menyebarkan fitnah di media internet. Meski tidak tersebut secara langsung, namun Ibu Dewi hanya mendo’akan mereka agar senantiasa mendapat rahmat serta hidayah dari Allah SWT dan dibersihkan hati mereka semua dari perasaan negatif serta terjalin silaturahmi yang baik, karena ibarat pepatah tak kenal maka tak sayang. Semoga sekelumit profil ini bisa membantu Anda untuk mengenal lebih dalam Ibu Dewi Rembulan. Di akhir pertemuan saat ditanyakan pengalaman-pengalaman lainnya yang seringkali dialami Ibu Dewi Rembulan selama mendalami keilmuan dan mempraktikkannya, beliau hanya tersenyum dan menjawab: Allah SWT membisikkan perkara-perkara gaib hanya pada segelintir orang saja, yakni orang-orang yang bisa dipercaya untuk tetap menjaga kerahasiaannya. (Red.)